
Jakarta –
Peran sopir ambulans dalam menghadapi pandemi COVID-19 tak bisa dianggap sepele. Profesi ini dibayangi kekhawatiran terpapar virus, perasaan haru saat tak bisa menyelamatkan pasien COVID-19, bahkan saat bekerja pun dituding menakuti warga.
Herry Febrianto (39) salah satu dari banyaknya relawan yang berjibaku membantu penanganan wabah Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia bergabung bersama relawan Kagama Intelek untuk menjadi sopir ambulans hingga memikul peti jenazah COVID-19 ke tempat peristirahatan terakhir.
Herry, selain menjadi relawan sebagai sopir ambulans, penyintas COVID-19 ini juga aktif mengontrol orang-orang yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman), dari menularkan motivasi sehat kembali hingga memberi makanan.
“Kebetulan saya juga penyintas COVID-19, saya sudah kena COVID-19 dua kali. Di samping jadi driver ambulans untuk anter peti, ambil pasien, ambil jenazah, sebenarnya yang utama itu untuk mereka yang isoman saya keliling ke rumah-rumah, pagi, siang, sore,” kisah Herry.
Dalam membantu pasien COVID-19, salah satu pengalaman yang berkesan ialah melihat pasien sembuh. “Dan beberapa sudah sembuh dua minggu ini. Saya senang sekali, ada sekitar 80 orang,” ujar Herry.
“Orang yang isoman itu terkadang mereka kehilangan motivasi untuk sembuh, karena sudah takut dengan COVID, saya tularkan (semangat) COVID itu bisa sembuh,” sambung pria lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.